Sunday, November 27, 2011

Teh

Minuman teh yang sehari-hari kita minum berasal dari daun teh yang merupakan tanaman daerah tropis dan subtropis yang secara ilmiah dikenal dengan Camellia Sinensis. Terdapat kurang lebih 3000 jenis teh hasil perkawinan silang, yang akhirnya didapatkan 3 macam teh hasil proses, yaitu teh hijau, teh oolong dan teh hitam. Pengolahan teh dilakukan dengan cara merajang daun teh dan dijemur di bawah sinar matahari sehingga mengalami perubahan kimiawi sebelum dikeringkan. Perlakuan pengolahan tersebut akan menyebabkan warna daun menjadi coklat dan memberi cita rasa teh hitam yang khas.

Jenis teh tertua yakni teh hijau amat disukai terutama oleh masyarakat Jepang dan Cina. Untuk teh hijau hanya mengalami sedikit proses pengolahan, hanya pemanasan dan pengeringan saja sehingga warna hijau daun dapat dipertahankan. Sementara teh oolong lebih merupakan jenis peralihan antara teh hitam dan teh hijau. Ketiga jenis teh ini masing-masing memiliki khasiat kesehatan karena mengandung ikatan biokimia yang disebut polyfenol, termasuk di dalamnya flavonoid. Flavonoid adalah suatu kelompok antioksidan yang secara alamiah terdapat di dalam sayur-sayuran, buah-buahan dan minuman seperti teh dan anggur.

Hasil penelitian John Folts, Direktur Sekolah Medis, Pusat Penelitian dan Pencegahan Arteri Trombosis, Universitas Wisconsin, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa flavonoid sebagai kunci khasiat dalam teh hitam mampu menghambat penggumpalan sel-sel platelet darah sehingga mencegah penyumbatan pembuluh darah pada penyakit hantung koroner dan stroke. Studi lainnya juga menyatakan bahwa peminum teh fanatik memiliki kadar kolesterol dan tekanan darah yang rendah, meskipun masih belum jelas apakah semuanya itu langsung disebabkan karena teh semata-mata atau faktor lainnya juga.

Penelitian di Universitas Case Western Reserve, Cleveland, Amerika Serikat, menemukan pengaruh penggunaan teh hijau pada kulit hingga 90%. Teh ternyata sangat efektif melindungi kulit dari sinar matahari yang dapat mengakibatkan kanker kulit. Diketahui juga bahwa teh mengandung fluoride yang dapat menguatkan email gigi dan membantu mencegah kerusakan gigi. Studi laboratorium di Jepang menemukan bahwa teh membantu mencegah pembentukan plak gigi dan membunuh bakteri mulut penyebab pembengkakan gusi.

Sebuah penelitian di Jepang menunjukkan bahwa daerah penghasil teh yang penduduknya terkenal sebagai peminum teh fanatik, sangat rendah angka kematiannya yang disebabkan oleh kanker. Sementara sebuah studi lainnya yang dilakukan dalam rangka kerjasama antara tim peneliti Oguni dan pusat penelitian kanker di Beijing untuk mempelajari pengaruh ekstrak teh hijau pada tikus yang telah diberi ransum makanan karsinogenik (zat pemicu kanker), melaporkan bahwa angka rata-rata kanker pada tikus yang memperoleh ekstrak teh hijau setengah dari tikus yang tidak memperoleh ekstrak teh hijau.

Polifenol yang dikenal sebagai cathecin yang terdapat pada teh hijau, membantu tubuh manusia melawan sel kanker, demikian yang diyakini oleh para peneliti.

No comments:

Post a Comment